Jumat, 27 Agustus 2010

Meriam Kecil

Meriam kecil atau meriam putar adalah meriam berukuran kecil yang terpasang pada standar yang dapat berputar atau sumbu putar horizontal yang memungkinkan busur gerakan yang sangat luas. Jenis lain yang juga disebut sebagai "meriam putar" adalah adalah jenis awal senapan kombinasi [kancing batu-api]] dengan dua laras yang diputar sepanjang sumbu mereka yang memungkinkan operator meriam untuk mengalihkan laras pola spiral ke laras halus. Meriam putar berbeda dengan meriam pivot, meriam yang jauh lebih besar dan terpasang pada pivot horizontal.

Lela
Dalam era Kesultanan-kesultanan Melayu abad ke-17 dan ke-18 di sekitar Semenanjung Malaka dan nusantara yang kerap berdagang dan berperang, digunakan meriam putar berdesain unik yang disebut "lela" (Bahasa Melayu) dan juga "rentaka", versinya yang lebih kecil dan lebih mudah dipindahkan. Lela yang digunakan oleh Kesultanan-kesultanan Melayu dikenal dengan desainnya yang tidak mengikuti desain meriam Eropa, karena pola-pola ukiran, moncongnya yang mengembang atau membentuk mulut naga, dan bagian belakangnya yang berekor (disebut "Ekor lotong"). Meriam-meriam putar tersebut digunakan di atas kapal-kapal dagang atau pun kapal perang kerajaan untuk menghalau bajak laut dan juga dalam perang maritim.

Rentaka
Rentaka adalah istilah bahasa Melayu untuk jenis lela yang berukuran kecil, berlaras panjang dan terbuat dari besi. Istilah ini untuk membedakan dengan lela, versi ukuran normalnya. Senjata ini banyak digunakan pada abad ke-17 dan ke-18 di . Rentaka adalah meriam kecil yang berlubang laras halus (smoothbore) dan diisi dari lubang moncong laras (muzzle loading).

Rentaka digunakan umumnya dengan menancapkan pasak di bawah meriam (disebut "cagak") di sebuah standar, atau di gelindingan roda untuk menjadi meriam portabel yang dapat dibawa di kapal-kapal dagang Melayu, atau juga di darat. Senjata ini dahulu digunakan untuk menandakan adanya perang di laut, dan juga sinyal untuk memulai dan mengakhiri puasa pada bulan ramadhan dalam kepercayaan agama Islam. Dalam adat kerajaan, meriam ini juga digunakan untuk mengumumkan kelahiran atau pernikahan dalam keluarga kesultanan saat itu.

Pranala :
Cannons of the Malay Archipelago

Tidak ada komentar:

Posting Komentar