Selasa, 24 Agustus 2010

Menhan Minta TNI Periksa Senjata Anggota

Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meminta TNI untuk memeriksa seluruh persenjataan personelnya, menyusul ditemukannya senapan laras panjang jenis AK-47 dan M-16 dalam aksi perampokan Bank CIMB, Medan, Rabu (18/8/2010).

"Kita akan minta TNI untuk melakukan pemeriksaan internal terhadap persenjataan personelnya," katanya, Sabtu (21/8/2010) petang usai memimpin wisuda perdana Universitas Pertahanan Indonesia di Jakarta.

Purnomo mengaku, belum mendapat laporan adanya persenjataan personel TNI yang hilang.

"Kami juga belum menerima permintaan Polri, terkait ditemukannya senjata organik yang biasa digunakan personel TNI dan Polri. Kita akan selidiki dulu, TNI agar memeriksa lebih teliti persenjataan personelnya," ujarnya.

Menhan juga akan memeriksa kemungkinan senjata jenis tersebut adalah sisa dari konflik bersenjata di Aceh beberapa tahun silam.

"Bisa saja senjata itu bekas konflik di Aceh yang masih belum dikembalikan, dan dibawa ke Medan untuk mendukung aksi kejahatan itu. Semua kemungkinan akan kita periksa," katanya.

Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Marwoto Soeto sebelumnya mengatakan, senjata laras panjang AK-47 dan M-16 serta beberapa jenis pistol bisa saja berasal dari sisa-sisa Gerakan Aceh Merdeka (GAM). "Diduga, masih ada senjata sisa GAM yang beredar," kata Marwoto.

Meski begitu, lanjut Marwoto, bukan berarti pula pelakunya adalah mantan anggota GAM atau bahkan oknum TNI dan Polri. Ia mengingatkan, Medan juga merupakan salah satu daerah tempat pelarian GAM. "Ada jalan tembusnya dari Aceh Selatan. Saya dulu pernah bertugas di Aceh," ujar Marwoto.

Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar