Senin, 20 September 2010

Keris

Keris adalah sejenis senjata tikam khas yang berasal dari Indonesia, atau mungkin lebih tepat Nusantara. Berdasarkan dokumen-dokumen purbakala, keris dalam bentuk awal telah digunakan sejak abad ke-9. Kuat kemungkinannya bahwa keris telah digunakan sebelum masa tersebut.

Penggunaan keris sendiri tersebar di masyarakat rumpun Melayu. Pada masa sekarang, keris umum dikenal di daerah Indonesia (terutama di daerah Jawa, Madura, Bali/Lombok, Sumatra, sebagian Kalimantan, serta sebagian Sulawesi), Malaysia, Brunei, Thailand, dan Filipina (khususnya di daerah Mindanao). Di Mindanao, bentuk senjata yang juga disebut keris tidak banyak memiliki kemiripan meskipun juga merupakan senjata tikam.

Keris memiliki berbagai macam bentuk, misalnya ada yang bilahnya berkelok-kelok (selalu berbilang ganjil) dan ada pula yang berbilah lurus. Orang Jawa menganggap perbedaan bentuk ini memiliki efek esoteri yang berbeda.

Selain digunakan sebagai senjata, keris juga sering dianggap memiliki kekuatan supranatural. Senjata ini sering disebut-sebut dalam berbagai legenda tradisional, seperti keris Mpu Gandring dalam legenda Ken Arok dan Ken Dedes.

Tata cara penggunaan keris berbeda-beda di masing-masing daerah. Di daerah Jawa dan Sunda misalnya, keris ditempatkan di pinggang bagian belakang pada masa damai tetapi ditempatkan di depan pada masa perang. Sementara itu, di Sumatra, Kalimantan, Malaysia, Brunei dan Filipina, keris ditempatkan di depan.

Selain keris, masih terdapat sejumlah senjata tikam lain di wilayah Nusantara, seperti rencong dari Aceh, badik dari Sulawesi serta kujang dari Jawa Barat. Keris dibedakan dari senjata tikam lain terutama dari bilahnya. Bilah keris tidak dibuat dari logam tunggal yang dicor tetapi merupakan campuran berbagai logam yang berlapis-lapis. Akibat teknik pembuatan ini, keris memiliki kekhasan berupa pamor pada bilahnya.

BAGIAN-BAGIAN KERIS
Beberapa istilah di bagian ini diambil dari tradisi Jawa, semata karena rujukan yang tersedia.

Sebagian ahli tosan aji mengelompokkan keris sebagai senjata tikam, sehingga bagian utama dari sebilah keris adalah wilah (bilah) atau bahasa awamnya adalah seperti mata pisau. Tetapi karena keris mempunyai kelengkapan lainnya, yaitu warangka (sarung) dan bagian pegangan keris atau ukiran, maka kesatuan terhadap seluruh kelengkapannya disebut keris.

Pegangan keris atau hulu keris
Pegangan keris (bahasa Jawa: gaman) ini bermacam-macam motifnya, untuk keris Bali ada yang bentuknya menyerupai patung dewa, patung pedande, patung raksaka, patung penari , pertapa, hutan ,dan ada yang diukir dengan kinatah emas dan batu mulia.

Pegangan keris Sulawesi menggambarkan burung laut. Hal itu sebagai perlambang terhadap sebagian profesi masyarakat Sulawesi yang merupakan pelaut, sedangkan burung adalah lambang dunia atas keselamatan. Seperti juga motif kepala burung yang digunakan pada keris Riau Lingga, dan untuk daerah-daerah lainnya sebagai pusat pengembangan tosan aji seperti Aceh, Bangkinang (Riau) , Palembang, Sambas, Kutai, Bugis, Luwu, Jawa, Madura dan Sulu, keris mempunyai ukiran dan perlambang yang berbeda. Selain itu, materi yang dipergunakan pun berasal dari aneka bahan seperti gading, tulang, logam, dan yang paling banyak yaitu kayu.

Untuk pegangan keris Jawa, secara garis besar terdiri dari sirah wingking ( kepala bagian belakang ) , jiling, cigir, cetek, bathuk (kepala bagian depan) ,weteng dan bungkul.

Warangka atau sarung keris
Warangka, atau sarung keris (bahasa Banjar : kumpang), adalah komponen keris yang mempunyai fungsi tertentu, khususnya dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa, paling tidak karena bagian inilah yang terlihat secara langsung. Warangka yang mula-mula dibuat dari kayu (yang umum adalah jati, cendana, timoho, dan kemuning). Sejalan dengan perkembangan zaman terjadi penambahan fungsi wrangka sebagai pencerminan status sosial bagi penggunanya. Bagian atasnya atau ladrang-gayaman sering diganti dengan gading.

Secara garis besar terdapat dua bentuk warangka, yaitu jenis warangka ladrang yang terdiri dari bagian-bagian : angkup, lata, janggut, gandek, godong (berbentuk seperti daun), gandar, ri serta cangkring. Dan jenis lainnya adalah jenis wrangka gayaman (gandon) yang bagian-bagiannya hampir sama dengan wrangka ladrang tetapi tidak terdapat angkup, godong, dan gandek.

Aturan pemakaian bentuk wrangka ini sudah ditentukan, walaupun tidak mutlak. Wrangka ladrang dipakai untuk upacara resmi , misalkan menghadap raja, acara resmi keraton lainnya (penobatan, pengangkatan pejabat kerajaan, perkawinan, dll) dengan maksud penghormatan. Tata cara penggunaannya adalah dengan menyelipkan gandar keris di lipatan sabuk (stagen) pada pinggang bagian belakang (termasuk sebagai pertimbangan untuk keselamatan raja ). Sedangkan wrangka gayaman dipakai untuk keperluan harian, dan keris ditempatkan pada bagian depan (dekat pinggang) ataupun di belakang (pinggang belakang).

Dalam perang, yang digunakan adalah keris wrangka gayaman , pertimbangannya adalah dari sisi praktis dan ringkas, karena wrangka gayaman lebih memungkinkan cepat dan mudah bergerak, karena bentuknya lebih sederhana.

Ladrang dan gayaman merupakan pola-bentuk wrangka, dan bagian utama menurut fungsi wrangka adalah bagian bawah yang berbentuk panjang ( sepanjang wilah keris ) yang disebut gandar atau antupan ,maka fungsi gandar adalah untuk membungkus wilah (bilah) dan biasanya terbuat dari kayu ( dipertimbangkan untuk tidak merusak wilah yang berbahan logam campuran ) .

Karena fungsi gandar untuk membungkus , sehingga fungsi keindahannya tidak diutamakan, maka untuk memperindahnya akan dilapisi seperti selongsong-silinder yang disebut pendok . Bagian pendok ( lapisan selongsong ) inilah yang biasanya diukir sangat indah , dibuat dari logam kuningan, suasa ( campuran tembaga emas ) , perak, emas . Untuk daerah diluar Jawa ( kalangan raja-raja Bugis , Goa, Palembang, Riau, Bali ) pendoknya terbuat dari emas , disertai dengan tambahan hiasan seperti sulaman tali dari emas dan bunga yang bertaburkan intan berlian.

Untuk keris Jawa , menurut bentuknya pendok ada tiga macam, yaitu (1) pendok bunton berbentuk selongsong pipih tanpa belahan pada sisinya , (2) pendok blewah (blengah) terbelah memanjang sampai pada salah satu ujungnya sehingga bagian gandar akan terlihat , serta (3) pendok topengan yang belahannya hanya terletak di tengah . Apabila dilihat dari hiasannya, pendok ada dua macam yaitu pendok berukir dan pendok polos (tanpa ukiran).

Wilah
Wilah atau wilahan adalah bagian utama dari sebuah keris, dan juga terdiri dari bagian-bagian tertentu yang tidak sama untuk setiap wilahan, yang biasanya disebut dapur, atau penamaan ragam bentuk pada wilah-bilah (ada puluhan bentuk dapur). Sebagai contoh, bisa disebutkan dapur jangkung mayang, jaka lola , pinarak, jamang murub, bungkul , kebo tedan, pudak sitegal, dll.

Pada pangkal wilahan terdapat pesi , yang merupakan ujung bawah sebilah keris atau tangkai keris. Bagian inilah yang masuk ke pegangan keris ( ukiran) . Pesi ini panjangnya antara 5 cm sampai 7 cm, dengan penampang sekitar 5 mm sampai 10 mm, bentuknya bulat panjang seperti pensil. Di daerah Jawa Timur disebut paksi, di Riau disebut puting, sedangkan untuk daerah Serawak, Brunei dan Malaysia disebut punting.

Pada pangkal (dasar keris) atau bagian bawah dari sebilah keris disebut ganja (untuk daerah semenanjung Melayu menyebutnya aring). Di tengahnya terdapat lubang pesi (bulat) persis untuk memasukkan pesi, sehingga bagian wilah dan ganja tidak terpisahkan. Pengamat budaya tosan aji mengatakan bahwa kesatuan itu melambangkan kesatuan lingga dan yoni, dimana ganja mewakili lambang yoni sedangkan pesi melambangkan lingganya. Ganja ini sepintas berbentuk cecak, bagian depannya disebut sirah cecak, bagian lehernya disebut gulu meled , bagian perut disebut wetengan dan ekornya disebut sebit ron. Ragam bentuk ganja ada bermacam-macam, wilut , dungkul , kelap lintah dan sebit rontal.

Luk, adalah bagian yang berkelok dari wilah-bilah keris, dan dilihat dari bentuknya keris dapat dibagi dua golongan besar, yaitu keris yang lurus dan keris yang bilahnya berkelok-kelok atau luk. Salah satu cara sederhana menghitung luk pada bilah , dimulai dari pangkal keris ke arah ujung keris, dihitung dari sisi cembung dan dilakukan pada kedua sisi seberang-menyeberang (kanan-kiri), maka bilangan terakhir adalah banyaknya luk pada wilah-bilah dan jumlahnya selalu gasal ( ganjil) dan tidak pernah genap, dan yang terkecil adalah luk tiga (3) dan terbanyak adalah luk tiga belas (13). Jika ada keris yang jumlah luk nya lebih dari tiga belas, biasanya disebut keris kalawija, atau keris tidak lazim.

TANGGUH KERIS
Di bidang perkerisan dikenal pengelompokan yang disebut tangguh yang dapat berarti periode pembuatan atau gaya pembuatan. Hal ini serupa dengan misalnya dengan tari Jawa gaya Yogyakarta dan Surakarta. Pemahaman akan tangguh akan membantu mengenali ciri-ciri fisik suatu keris.

Beberapa tangguh yang biasa dikenal:
- tangguh Majapahit
- tangguh Pajajaran
- tangguh Mataram
- tangguh Yogyakarta
- tangguh Surakarta.

SEJARAH
Asal keris yang kita kenal saat ini masih belum terjelaskan betul. Relief candi di Jawa lebih banyak menunjukkan ksatria-ksatria dengan senjata yang lebih banyak unsur India-nya.

Keris Buddha dan pengaruh India-Tiongkok

Kerajaan-kerajaan awal Indonesia sangat terpengaruh oleh budaya Buddha dan Hindu. Candi di Jawa tengah adalah sumber utama mengenai budaya zaman tersebut. Yang mengejutkan adalah sedikitnya penggunaan keris atau sesuatu yang serupa dengannya. Relief di Borobudur tidak menunjukkan pisau belati yang mirip dengan keris.

Dari penemuan arkeologis banyak ahli yang setuju bahwa proto-keris berbentuk pisau lurus dengan bilah tebal dan lebar. Salah satu keris tipe ini adalah keris milik keluarga Knaud, didapat dari Sri Paku Alam V. Keris ini relief di permukaannya yang berisi epik Ramayana dan terdapat tahun Jawa 1264 (1342 Masehi), meski ada yang meragukan penanggalannya.

Pengaruh kebudayaan Tiongkok mungkin masuk melalui kebudayaan Dongson (Vietnam) yang merupakan penghubung antara kebudayaan Tiongkok dan dunia Melayu. Terdapat keris sajen yang memiliki bentuk gagang manusia sama dengan belati Dongson.

Keris "Modern"
Keris yang saat ini kita kenal adalah hasil proses evolusi yang panjang. Keris modern yang dikenal saat ini adalah belati penusuk yang unik. Keris memperoleh bentuknya pada masa Majapahit (abad ke-14) dan Kerajaan Mataram baru (abad ke-17-18).

Pemerhati dan kolektor keris lebih senang menggolongkannya sebagai "keris kuno" dan "keris baru" yang istilahnya disebut nem-neman ( muda usia atau baru ). Prinsip pengamatannya adalah "keris kuno" yang dibuat sebelum abad 19 masih menggunakan bahan bijih logam mentah yang diambil dari sumber alam-tambang-meteor ( karena belum ada pabrik peleburan bijih besi, perak, nikel dll), sehingga logam yang dipakai masih mengandung banyak jenis logam campuran lainnya, seperti bijih besinya mengandung titanium, cobalt, perak, timah putih, nikel, tembaga dll. Sedangkan keris baru ( setelah abad 19 ) biasanya hanya menggunakan bahan besi, baja dan nikel dari hasil peleburan biji besi, atau besi bekas ( per sparepart kendaraan, besi jembatan, besi rel kereta api dll ) yang rata-rata adalah olahan pabrik, sehingga kemurniannya terjamin atau sedikit sekali kemungkinannya mengandung logam jenis lainnya. Misalkan penelitian Haryono Arumbinang, Sudyartomo dan Budi Santosa ( sarjana nuklir BATAN Yogjakarta ) pada era 1990, menunjukkan bahwa sebilah keris dengan tangguh Tuban, dapur Tilam Upih dan pamor Beras Wutah ternyata mengandung besi (fe) , arsenikum (warangan )dan Titanium (Ti), menurut peneliti tersebut bahwa keris tersebut adalah "keris kuno" , karena unsur logam titanium ,baru ditemukan sebagai unsur logam mandiri pada sekitar tahun 1940, dan logam yang kekerasannya melebihi baja namun jauh lebih ringan dari besi, banyak digunakan sebagai alat transportasi modern (pesawat terbang, pesawat luar angkasa) ataupun roket, jadi pada saat itu teknologi tersebut belum hadir di Indonesia. Titanium banyak diketemukan pada batu meteorit dan pasir besi biasanya berasal dari daerah Pantai Selatan dan juga Sulawesi. Dari 14 keris yang diteliti , rata-rata mengandung banyak logam campuran jenis lain seperti cromium, stanum, stibinium, perak, tembaga dan seng, sebanyak 13 keris tersebut mengandung titanium dan hanya satu keris yang mengandung nikel.

Keris baru dapat langsung diketahui kandungan jenis logamnya karena para Mpu ( pengrajin keris) membeli bahan bakunya di toko besi, seperti besi, nikel, kuningan dll. Mereka tidak menggunakan bahan dari bijih besi mentah ( misalkan diambil dari pertambangan ) atau batu meteorit , sehingga tidak perlu dianalisis dengan isotop radioaktif. Sehingga kalau ada keris yang dicurigai sebagai hasil rekayasa , atau keris baru yang berpenampilan keris kuno maka penelitian akan mudah mengungkapkannya.

Minggu, 19 September 2010

Claymore

Kata claymore (IPA: /ˈkleɪmɔr/ atau /kleɪˈmɔr/, dari Scottish Gaelic claidheamh mòr, "great sword") merujuk pada dua jenis berbeda pedang. Kata ini mungkin merujuk pada pedang dua tangan dengan sebuah cross hilt (pelindung tangan berbentuk salib di bagian atas gagang pedang), digunakan oleh Highlanders dari Skotlandia, atau merujuk pada pedang basket-hilted (berpelindung tangan mengelilingi gagang) yang diadopsi dari abad ke-16, yang hingga kini menjadi pedang pelengkap seragam Highland regiments dari AD Inggris.

Two-handed (Highland) claymore
Claymore dua-tangan adalah pedang besar yang dipakai pada masa akhir abad pertengahan dan periode modern awal. Pedang ini telah digunakan dalam peperangan clan konstan dan pertempuran perbatasan dengan Inggris dari tahun 1500 hingga 1700. Perang terakhir yang diketahui memakai benyak senjata ini adalah Battle of Killiecrankie pada tahun 1689.

Ukuran rata-rata claymore sekitar 140 cm (55") untuk keseluruhan panjang, dengan panjang pegangan 33 cm (13"), bilah pedang 107 cm (42"), dan dengan berat sekitar 2.5 kg (5.5 lb). Cukup seragam bentuknya, pedang ini diset dengan ujung pedang roda yang kadang diujungnya berbentuk bulan sabit dan sebuah pelindung tangan. Bentuk lain claymore dua-tangan adalah claymore "clamshell hilted".

Basket-hilted claymore
Jenis selanjutnya memiliki bentuk yang lebih pendek, satu-tangan dan populer dengan pasukan Skotlandia dan Inggris di abad ke-17, dan masih terlihat dipakai secara terbatas di PD II; “claymore” modern dibawa pada PD II oleh Lt. Col. Jack Churchill. Pedang ini bermata pisau satu sisi atau dua sisi, denga berat antara 2-3 lbs (0.9 and 1.5 kg), dengan bilah pedang sepanjang 30-35 inci (0.75–0.9 m). Pelindung “keranjang” dirancang untuk melindungi tangan saat pertempuran. Pedang berpelindung “keranjang” Skotlandia biasanya dibedakan dengan pedang lain karena adanya garis di bagian dalam pelindung yang biasanya berwarna merah, and juga kadang berhiaskan rumbai dekoratif di bagian pelindung atau ujung pegangan.

Use of the word
Kata "claymore" digunakan dari awal Abad ke-18 merujuk pada pedang satu-tangan berpelindung-keranjang, sinonim dengan “broadsword".

T-72

MBT T-72 sangat berhubungan dengan T-64. T-72 mempunyai ketinggian rendah dan merupakan salah satu tank Soviet yang paling dikenal. Tank ini juga merupakan salah satu tank Soviet paling sukses setelah pendahulunya tank era PD II T-34.

T-72 (kadang-kadang dikenal sebagai “Ural” untuk menandai wilayah kelahirannya) mempunyai mesin disel multi-bahan bakar V-12 yang dapat beroperasi dengan penggunaan diesel, bensin atau kerosin sebagai bahan bakar. Untuk menambah jarak jelajah, T-72 dapat dilengkapi dengan tambahan dua drum 200L.

Diperkirakan hampir 20.000 MBT T-72 masih beroperasi hingga saat ini. Negara Uni Soviet seperti Kroasia dan Romania mempunyai lisensi untuk memproduksi sendiri tank ini.

T-72 mempunyai meriam utama 2A46 Smooth-bore 125mm di turret yang berisi 3 awak. Turret-nya mempunyai pengisi proyektil otomatis (sampi dengan 8 pengisian per menit) mengurangi jumlah awak yang diperlukan. Dia mempunyai kemampuan amfibi jika sebelumnya diset secara khusus.

Lapis baja reaktif (eksplosif), peralatan penglihatan malam dan proteksi NBC penuh ditambahkan sebagai program agar T-72 tidak ketinggalan di abad baru ini.

Specifications: T-72

Length: 22.80ft (6.95m)
Width: 11.78ft (3.59m)
Height: 7.28ft (2.22m)

Performance:
Speed: 42mph (67km/h)
Range: 300miles (483km)

Crew: 3
Weight: 50.7 US Short Tons (46,000kg)

Systems:
NBC Protection: Yes
Nightvision: Yes - Infrared

Power:
Engine(s): 1 x V-84 V-12 Piston air-cooled multi-fuel diesel engine generating 840hp @ 2,000rpm.

Armament & Ammunition:
1 x 125mm main gun
1 x 12.7mm machine gun
1 x 7.62mm coaxial machine gun
2 x 6 smoke grenade dischargers
Ammunition:
45 x 125mm projectiles
300 x 12.7mm ammunition
2,000 x 7.62mm ammunition
12 x smoke grenades

Variants:
T-72 - Base production model
T-72K - Commander's Base-version Vehicle
T-72A - Various modifications
T-72AK - Commander's A-version Vehicle
T-72AV - Features explosive reactive armor
T-72M - Export model of T72A
T-72M1 - Additional armor; Modernized variant
T-72B - Additional turret armor
T-72BK - Commander's B-version Vehicle
T-72B1 - Sans anti-tank launcher
T-72S - Export variant of T72B model
T-72S1 - Export variant of T72B1 model
T-72BM - Features updated explosive reactive armor.
T-90
P-T91 - Polish-produced T72
TR-125 - Romamian-produced T72
M-84 Degmen - Croatian-produced T72
T-72 155mm - Trialed
T-72 120mm - Trialed
MTU-72 AVLB - Bridgelayer
BREM-1 - Armored Recovery Vehicle
IMR-2 - Battlefield Engineering Vehicle
BMR-3M - Anti-mine Vehicle
BMPT - Armor Support Vehicle
T-72M4 CZ

Designation: T-72
Classification Type: Main Battle Tank
Contractor: Chelybinsk, Nizhnyi Tagil and Kirov - Russia
Country of Origin: Soviet Union
Initial Year of Service: 1974
Number Built: Not Available

Sabtu, 18 September 2010

Senapan Runduk Pasca PD II


Dalam Perang Dunia ke 2 perlombaan teknologi senjata berlangsung dengan sangat cepat, dimulai dengan diketemukannya radar, artileri roket, pesawat jet, bazooka, senapan serbu, peluru kendali dan lain-lain yang diakhiri dengan bom atom.

Senapan sniper juga berkembang dengan pesat, dimulai dengan Rusia yang mengeluarkan senapan sniper semi automatic pertama didunia Tokarev SVT38 (kemudian digantikan SVT40).

Jerman segera mengikutinya dengan menjiplak Tokarev SVT40 menjadi senapan semi automatic Gewehr 41 (Walther) yang kemudian digantikan Gewehr 43 (G43) buatan Walther.

Angkatan Darat Amerika pun tak mau ketinggalan dalam perlombaan senapan sniper ini dengan mengeluarkan senapan Garrand M1C dan M1D, sedangkan US Marine Corps yang lebih konservatif tetap menggunakan senapan sniper bolt action Springfield M1903.

Sementara itu Inggris juga bersikap konservatif dan menganggap senapan semi automatic kurang akurat dan handal untuk dijadikan senapan sniper. Sampai akhir perang, Angkatan Bersenjata Inggris tetap setia menggunakan senapan sniper bolt action L42A1 yang dibuat berdasarkan senapan Lee Enfield Mk. IV

Senapan semi automatic memungkinkan sniper menembak lebih dari 1 sasaran dengan cepat; bahkan bila tembakan pertama meleset, ia masih punya kesempatan berikutnya untuk menembak musuh dengan cepat. Tetapi karena teknologinya yang belum matang, senapan sniper semi automatic (saat itu) masih punya banyak kekurangan a.l. lebih berat, mahal, rumit, kurang handal/sering macet dan kurang akurat untuk jarak diatas 500 m.

Pada bulan-bulan terakhir Perang Dunia ke 2, Jerman juga bereksprimen membuat senapan serbu (assault gun) pertama Strumgewehr 44 (Haenel) yang diberi telescope untuk sniper jarak pendek (dibawah 300 m).

Selain senapan, teropong/alat bidik (telescope) pun berkembang kekuatan pembesarannya, dimulai dari 1,5X kemudian 3,5X, 4X dan terakhir 6X. Pada bulan-bulan terakhir Perang Dunia ke 2, Jerman menciptakan teropong malam infra merah pertama didunia. VampirscopeTelescope infra merah itu masih harus dibantu dengan lampu sorot infra merah yang dipasang pada senapan serbu Strumgewehr 44 (Stg 44) buatan Haenel.

Oleh Jerman sistim ini diberi nama “Vampir”; walaupun jarak pandangnya masih belum jauh (+150 m), sistim Vampir ini memungkin sniper mereka untuk menembak musuh dengan tepat dikegelapan malam.

Perang Korea
Pada perang Korea tidak ada kemajuan yang berarti dalam taktik sniper dan teknologi senapan sniper, karena kedua belah pihak masih menggunakan taktik dan senapan sniper sisa dari Perang Dunia ke 2; kecuali Amerika yang mengeluarkan senapan sniper M1 Carbine berteropong malam infra merah.

Teropong malam infra merah ini hasil jiplakan dari sistim “Vampir” nya Jerman; seperti halnya Vampir, jarak pandangnya belum jauh. Oleh karena itu Amerika memasangnya pada senapan M1 Carbine yang ringan dan berjarak tembak pendek (200 m).

Perang Vietnam
Tahun 1966 pasukan Marinir Amerika (US Marine) mulai merasakan gangguan sniper Vietcong, untuk mengatasi masalah ini mereka segera membuka sekolah khusus sniper dan mengganti senapan sniper M1C Garrand dan Springfield mereka dengan senapan buru bolt action Winchester 70 kaliber 30.06″ yang dimodifikasi bertelescope Redfield 6X; senapan ini terkenal sebagai senapan berburu yang akurat.

Sedangkan US Army minta pabrik senapan Springfield untuk membuat senapan sniper berdasarkan senapan serbu standar Amerika saat itu, yaitu M14. Kemudian nama resmi senapan sniper semi automatic ini adalah M21.

Dipihak lawan, satuan snipers pasukan Vietcong dan Vietnam Utara menggunakan senapan sniper Mosin Nagant M1891/30 bolt action kaliber 7,62 X 54R mm buatan Rusia yang sudah terbukti kehandalannya.

Perang Vietnam menghasilkan rekor-rekor snipers kedua belah pihak, sayangnya tidak ada rekor sniper yang diketahui dari pihak Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.

Rekor dari pihak Amerika a.l. sebagai berikut:
  • Adelbert Waldron III, US Army : 109 korban
  • Charles B. Mawhinney US Marine : 103 korban
  • Eric R.England, US Marine : 98 korban
  • Carlos N.Hathcock II, US Marine : 93 korban dan belasan snipers lainnya

Carlos N.Hathcock juga memecahkan rekor tembakan tunggal terjauh (2.000 m) pada perang Vietnam dengan menggunakan senapan mesin berat Browning M2 kaliber.50 (12,7 mm) yang telah dimodifikasinya menjadi senapan sniper berat jarak jauh bertelescope Unertl 8X. Disini pula untuk pertama kalinya senjata berkaliber.50 (12,7 mm) dipakai untuk senjata sniper

Konflik Timur Tengah
Perang Arab - Israel I (1967) & II (1973) dan konflik-konflik bersenjata di Timur Tengah lain yang diikuti dengan meningkatnya kegiatan terorisme diberbagai belahan dunia, fungsi dan tugas sniper berkembang pesat baik pada organisasi militer maupun polisi.

Pada militer organisasi satuan sniper berkembang menjadi beberapa macam a.l. team sniper, team scout sniper (sniper intai) dan marksmen (penembak jitu). Setiap kesatuan infanteri reguler memiliki team sniper maupun team penembak jitunya sendiri, demikian pula pasukan khusus (dan pasukan anti terornya). Bahkan satuan penjinak ranjau/bom (dibawah pasukan Zeni Tempur) banyak yang memiliki team penembak jitu (marksmen) nya sendiri.

Perkembangan senapan sniperpun berkembang pesat, sebagai contoh dalam perang Arab-Israel kedua belah pihak mulai menggunakan senapan sniper semi automatic.Pihak Arab kebanyakan memakai senapan sniper SVD Dragunov buatan Rusia, sedangkan Israel menggunakan M21 Springfield buatan Amerika dan Galil (Galatz) buatan Israel sendiri.

Sementara itu AB Amerika sendiri mengkaji ulang pengalaman sniper mereka di Vietnam dan berrbagai konflik lainnya. US Marine menyempurnakan senapan sniper mereka menjadi M40 yang dibuat berdasarkan senapan bolt action Remington 700.

Tertarik akan kehandalan dan keakuratan senapan M40 nya Marinir, US Army pun segera membuat senapan sniper bolt action berdasarkan senapan Remington 700 dan senapan ini diberi nama M24 ( senapan sniper M21 masih dipakai oleh para marksmen AD dan Marinir ).Meningkatnya kegiatan terorisme dan penyanderaan dimana-mana, menyebabkan Polisi berbagai negara berlomba-lomba membentuk satuan sniper dan marksmennya sendiri. Umumnya team sniper dan markmen merupakan bagian dari pasukan anti teror atau pasukan SWAT.

Rancangan senapan sniper untuk keperluan polisi dan anti teror pada umumnya lain dengan rancangan senapan sniper untuk keperluan militer; karena menurut perhitungan statistik polisi umumnya membutuhkan senapan sniper yang lebih akurat daripada senapan sniper militer (contoh : untuk menembak teroris yang berlindung diantara sandera), tapi dengan jarak tembak tidak lebih dari 400 m.

Berbagai macam senapan sniper berpresisi tinggi untuk Polisi dibuat dan ditawarkan oleh berbagai negara a.l. Heckler & Koch PSG-1, Remington 700, SIG 3000, Parker Hale M82, Walther WA2000, Accuracy International dll.

Perang Malvinas (Falkland)
Pada perang antara Inggris dan Argentina yang memperebutkan kepulauan Malvinas (Falkland), untuk pertama kalinya sniper dari kedua belah pihak bertempur dimalam hari dengan menggunakan telescope malam pasif Starlight yang dipasang diatas senapan serbu FN FAL kaliber 7,62 X51 mm NATO.

Pada pertempuran di Goose Green dan Port Stanley, batalyon ke 2 Resimen para Inggris tertahan gerak majunya oleh sniper Argentina yang menggunakan senapan bertelescope malam. Dalam pertempuran ini snipers Argentina lebih unggul karena telescope malam mereka lebih canggih (Generasi ke 2) daripada telescope malam sniper Inggris (Generasi ke 1), sehingga korban dipihak Inggris terus bertambah.

Untuk mengatasi hal ini, pasukan Inggris segera menggunakan peluru kendali anti tank “Milan” untuk menghancurkan tempat persembunyian para sniper Argentina. Peluru kendali Milan ini memiliki telescope malam yang lebih besar dan kuat daripada telescope senapan sniper. Disamping itu jarak tembaknya jauh diatas (4.000 m) jarak tembak efektif senapan sniper yang hanya 600 m.

Perang Teluk I (Kuwait)
Senapan kaliber besar kaliber.50 (12,7 mm) yang dirancang khusus untuk senapan sniper. Senapan ini pertama kali digunakan pada perang Teluk I. Senapan sniper semi automatic ini bernama Barret M82A1 yang memiliki jarak tembak efektif sampai 1800 m.

Mula-mula senapan ini digunakan oleh team penjinak bahan peledak US Army untuk meledakkan bom & ranjau yang tidak bisa dijinakkan dari jarak jauh / aman. Kemudian senapan ini dipakai juga oleh pasukan khusus Amerika dan Inggris (SAS) sebagai senapan sniper anti-material untuk menembaki panser, meriam, pesawat terbang, radar dan peluncur peluru kendali “Scud” Irak. Untuk keperluan ini, digunakan peluru khusus yang dapat meledak dan membakar sasaran (peluru Raufoss).

Perang Afghanistan I
Untuk menangkal penyergapan-penyergapan konvoy truk-truk logistik yang sering dilakukan oleh para gerilyawan Mujahiddin, Rusia segera menempatkan team sniper yang bersenjatakan senapan sniper SVD Dragunov pada setiap konvoy truk-truk logistik mereka.

Menanggapi keluhan para sniper yang mengatakan bahwa senapan SVD Dragunov terlalu panjang untuk dapat bergerak leluasa didalam kendraan lapis baja mereka, pabrik Dragunov menyempurnakannya menjadi SVDS yang berpopor lipat.

Sementara itu sniper pasukan Spetznas (pasukan khusus Rusia) yang mulai memburu para gerilyawan Mujahiddin digunung-gunung (1986) untuk pertama kalinya menggunakan senapan sniper semi automatic berperedam suara VSS Vintorez yang berpeluru sub-sonic kaliber 9X39 mm. Kedua senapan ini sangat ditakuti oleh para gerilyawan Mujahiddin.

Perang Afghanistan II
Dalam medan perang yang gundul dan berbukit-bukit curam, senapan sniper yang berjarak jauh sangat diperlukan, untuk itu pihak koalisi memakai berbagai macam senapan sniper, termasuk senapan sniper kaliber besar (12,7 mm). Dalam Operasi Anaconda rekor jarak tembak terjauh sniper yang dibuat Carlos Hathcock dalam perang Vietnam dipecahkan oleh sniper Kanada yang menembak seorang pengamat mortir Taliban dari jarak 2.500 m. Sniper Kanada ini menggunakan senapan bolt action Mac Millan kaliber.50″.

Konflik Chechnya I
Pada Konflik Chechnya I (1994-1996) pasukan Rusia yang morat-marit dan sudah jatuh morilnya karena runtuhnya negara Uni Sovyet, dikalahkan secara memalukan oleh pejuang-pejuang kemerdekaan Chechnya pimpinan Presiden Dzokar Dudayev yang bercita-cita mendirikan negara yang berdaulat sendiri. Pasukan Rusia yang bersenjata lengkap dan didukung pesawat pembom, helikopter, artileri, panser dan tank terjebak dikota Grozny.

Ratusan tank dan panser Rusia berhasil dihancurkan para pejuang Chechnya di Grozny yang menjadi perang kota terbesar setelah Stalingrad.

Kedua belah pihak menggunakan taktik, strategi dan persenjataan yang sama. Para snipers kedua belah pihak menggunakan senapan sniper SVD Dragunov dan senapan sniper berperedam suara VSS Vintorez. Guna membalas kekalahan ini Rusia memerlukan beberapa tahun untuk mengorganisir, melatih kembali tentaranya dan menciptakan taktik dan strategi baru.

Konflik Chechnya II
Pada konflik Chechnya II (tahun 2000) pasukan Rusia berhasil merebut kota Grozny dari tangan para pejuang Chechnya dengan taktik baru dan koordinasi terpadu berbagai macam pasukan elite.

Beberapa jam sebelum pasukan lapis baja bergerak masuk kekota Grozny, tembakan artileri terus menerus menghujani kota Grozny. Kemudian, sejumlah besar satuan snipers pasukan khusus Rusia (Spetsnaz) diturunkan dengan helikopter dipuncak gedung-gedung tinggi strategis dikota Grozny dengan dilindungi oleh helikopter-helikopter tempur Mi-24.

Setelah puncak gedung-gedung strategis dikuasai para snipers, pasukan lapis baja yang dilindungi oleh infanteri mendobrak masuk kota Grozny. Pasukan Rusia yang bergerak maju, dilindungi oleh tembakan para sniper dari atas gedung-gedung tinggi.

Selain memberikan tembakan perlindungan, para sniper Spetsnaz ini juga bertugas sebagai pengamat yang terus menerus memberikan informasi situasi medan pada pasukan yang bergerak dibawahnya dan mengarahkan tembakan artileri pada setiap kubu pertahanan musuh yang kuat.

Sementara itu, pasukan lapis baja dan infanteri menghindar dari jalan-jalan yang telah dibarikade dan dipasangi ranjau dengan cara menjebol dinding-dinding gedung sekitar pertahanan pejuang-pejuang Chechnya. Dengan taktik ini, pertahanan para pejuang Chechnya dengan mudah dihabisi oleh team sniper Spetsnaz.

Boleh dikatakan pertempuran merebut kota Grozny ini dimenangkan oleh pasukan snipers. Taktik Rusia di Grozny ini kemudian ditiru oleh Israel untuk membersihkan kota Jenin dari gerilyawan Palestina.

Kekalahan ini memaksa para pejuang Chechnya untuk bersembunyi digunung-gunung atau lari kenegara tetangganya. Kini para pejuang Chechnya hanya bisa melawan dengan cara membuat berbagai macam teror diberbagai kota di Rusia, seperti yang baru-baru ini terjadi di Moskow dan Osetia.

Duro Dakovic M95 Degman

Duro Dakovic M95 Degman merupakan MBT milik Kroasia  produksi lokal yang mempunyai banyak kesamaan dengan T-72 milik Rusia, tetapi memiliki banyak fitur yang telah dikembangkan. M95 sendiri merupakan versi pengembangan dari M84 Degman milik Yugoslavia.

Turret dan Hull dibuat dengan baja kuat. Tank ini juga bisa beradaptasi dengan explosive reactive armor. Awak tank ini tiga orang, dengan pengisian peluru secara otomatis. Dengan sistem komputer kontrol penembakan, tank ini dapat menembak target baik di siang atau malam hari dan baik target bergerak maupun diam.

Specifications
Designation: Duro Dakovic M95 Degman
Length: 33.27 ft | 10.14 m
Width: 11.78 ft | 3.59 m
Height: 7.19 ft | 2.19 m
Engine(s): 1 x 12-cylinder diesel generating 1,000hp. There is also an optional 1,200hp diesel engine.
Weight: 49.1 tons (US Short) | 44,500 kg
Max Speed: 43 mph | 70 km/h
Max Range: 435 miles | 700 km
Armament: 1 x 125mm main gun; 1 x 7.62mm coaxial machine gun; 1 x 12.7mm anti-aircraft machine gun; 2 x 6 smoke dischargers
Ammunition: 42 x 125mm projectiles; 2,000 x 7.62mm ammunition; 360 x 12.7mm ammunition; 12 x smoke grenades
NBC Protection: Yes
Night Vision: Yes
Crew: 3
Operators: Croatia

Gladius

Karena serangannya terhadap Hannibal di seluruh Peninsula Iberian, Jendral Roma Scipio Africanus menjadi sangat akrab dengan pedang pendek Spanyol. Scipio kagum dengan kekuatan senjata ini dan dengan segera senjata ini diperintahkan untuk dipakai oleh Legionnaires Roma, dan kemudian, seluruh pasukan Roma Army memakai pedang pendek ini yang dalam bahasa Spanyol disebut Gladius.

Gladius dibuat dari baja Toledo yang berbeda pada senjata umumnya waktu itu yang memakai besi atau perunggu. Baja Toledo telah tertempa hingga hampir tidak dapat dipatahkan dan ujung-ujungnya tajam dan kuat, untuk tusukan yang kuat dan mematikan. Gladius cukup berat, tetapi orang Roma selalu menemukan cara untuk membunuh musuh dengan cepat.

Dalam sejarah pernah terjadi pertempuran antara pasukan Roma dan Makedonia, pasukan Makedonia diluluh lantakkan dengan kondisi mengerikan seperti tangan, kaki dan kepala terputus. Dengan ditemukannya tombak dan senjata lempar untuk melawan pasukan pedang, dilakukan evolusi dan modifikasi pada pedang Roma untuk meningkatkan letalitas.

Terdapat berbagai jenis Gladius:
  • Gladius Hispaniensis: digunakan dari 200 SM hingga 20 SM. Panjang mata pisau antara 60-68 cm, dengan lebar 5cm. Ini adalah jenis Gladius terbesar dan terberat, serta Gladius yang paling pertama dan terpanjang. Berat maksimalnya 1 kg dan standarnya 900 g (dengan pegangan kayu).
  • Mainz: Mainz ditemukan di markas Moguntiacum pada 13 SM. Jenis Mainz dicirikan dari panjangnya bilah dan “point”. Panjang mata pisau ~50-55 cm. Panjang pedang ~65-70 cm. Lebar bilah ~7 cm. Berat pedang ~800g (pegangan kayu).
  • Fulham or Mainz-Fulham: nama ini berasal dari penemuannya di Thames dekat Fulham dan di saat itu adalah awal mulanya penyerangan Roma ke Inggris dimulai. Gladius ini mulai dipakai setelah invasi Aulus Plautius pada 43 M hingga akhir abad tersebut. Gladius ini berhubungan erat dengan Mainz, hanya saja lebih sempit dan mempunyai ujung triangular. Panjang mata pisau ~50-55 cm. Panjang pedang ~65-70cm. Lebar pedang ~6cm. Berat perang ~700g(pegangan kayu).
  • Pompei (or Pompeianus or Pompeii): Dinamai bedasarkan nama kota modern Pompeii, Kota milik Roma yang masyarakatnya banyak tewas karena letusan gunung pada 79M. Gladius ini mempunyai ujung potong paralel dan ujung triangular. Tipe ini adalah gladius terpendek yang sering tertukar dengan spatha yang lebih panjang. Setelah beberapa tahun, pompeii menjadi lebih panjang dan biasa disebut semi-spathas. Panjang mata ~45-50cm. Panjang Pedang ~60-65cm. Lebar bilah ~5cm. Berat pedang ~700g(pegangan kayu).

Designation: gladius
Classification Type: Short Sword
Introduction:
Dimensions:
Weight: Not Available
Crew: 1
Users: Ancient Rome
Variants: Not Available

Bom Saat Pemilu

Baru saja tempat pemungutan suara (TPS) di Kota Kabul dibuka, Sabtu (18/9/2010). Nyatanya, sebuah roket ditembakkan dan jatuh di pusat kota itu. Walau, kebetulan, tak ada korban jatuh.

Tapi, di Provinsi Jalalabad dan Balkh, serangan kekerasan itu justru menewaskan sedikitnya tiga orang. Di Kandahar, gubernur setempat mengatakan ia selamat dari ledakan dalam serangan atas konvoinya. Serentetan bunyi tembakan pun acap terdengar.

Sebelumnya, kelompok Taliban mengancam menyerang siapapun yang turut serta dalam pemilihan umum. Sementara, Presiden Hamid Karzai yang memberikan suara di Kabul mendesak seluruh rakyat Afganistan untuk tetap memilih.

Lebih dari 2.500 calon legislatif memperebutkan 249 kursi di dewan perwakilan rakyat Afganistan. Pemilu ini dianggap sebagai uji kredibilitas bagi Presiden Karzai. Tentara dan polisi Afganistan disiagakan dan diperkuat oleh sekitar 150.000 pasukan asing, sebagaimana warta media massa AP dan AFP.

Menurut catatan, sekitar 6.000 TPS di 34 provinsi dibuka sampai pukul 16:00 waktu setempat. Sekitar 1.000 TPS lainnya tidak dibuka karena alasan keamanan.

Meski begitu, masih banyak juga warga Afganistan yang datang untuk memberikan suaranya. Mohamad Husman, misalnya. Pria berusia 50 tahun ini bekerja sebagai pegawai negeri di Kabul. Ia tampak berada di urutan terdepan antrean pemilih di TPS salah satu sekolah di situ.  "Saya datang karena saya menginginkan kesejahteraan dan stabilitas di Afganistan," katanya sembari mengatakan kalau dirinya memang khawatir soal keamanan pemilu.

"Saya khawatir juga kalau ada kecurangan dalam pemilu ini. Tapi, saya berharap suara saya bisa sampai pada orang yang saya pilih," demikian Husman.

Baku Tembak Tewaskan 12 Anggota Al Qaeda

Operasi perlawanan terhadap sayap kanan militer Al Qaeda di Mauritania berlangsung sejak kemarin, Jumat (17/9/2010). Baku tembak seperti itu terjadi di kawasan gurun, dekat dengan perbatasan Mali.

Mauritania, negeri di barat daya Afrika itu, sebagaimana catatan AFP, AP, dan Reuters, Sabtu memang menghadapi rongrongan kelompok Al Qaeda. Alhasil, operasi militer itu menewaskan 12 anggota Al Qaeda. "Baku tembak masih terus berlangsung sampai sekarang," kata sumber militer dari ibu kota Nouakchott.

Sementara itu, pihak Niger, mengatakan kalau baku tembak tersebut tidak ada hubungannya dengan penculikan tujuh warga asing di negeri itu. Pihak Kementerian Luar Negeri Perancis, berkenaan dengan penculikan itu, menuding pelaku penculikan adalah Al Qaeda.