Sabtu, 18 September 2010

Bom Saat Pemilu

Baru saja tempat pemungutan suara (TPS) di Kota Kabul dibuka, Sabtu (18/9/2010). Nyatanya, sebuah roket ditembakkan dan jatuh di pusat kota itu. Walau, kebetulan, tak ada korban jatuh.

Tapi, di Provinsi Jalalabad dan Balkh, serangan kekerasan itu justru menewaskan sedikitnya tiga orang. Di Kandahar, gubernur setempat mengatakan ia selamat dari ledakan dalam serangan atas konvoinya. Serentetan bunyi tembakan pun acap terdengar.

Sebelumnya, kelompok Taliban mengancam menyerang siapapun yang turut serta dalam pemilihan umum. Sementara, Presiden Hamid Karzai yang memberikan suara di Kabul mendesak seluruh rakyat Afganistan untuk tetap memilih.

Lebih dari 2.500 calon legislatif memperebutkan 249 kursi di dewan perwakilan rakyat Afganistan. Pemilu ini dianggap sebagai uji kredibilitas bagi Presiden Karzai. Tentara dan polisi Afganistan disiagakan dan diperkuat oleh sekitar 150.000 pasukan asing, sebagaimana warta media massa AP dan AFP.

Menurut catatan, sekitar 6.000 TPS di 34 provinsi dibuka sampai pukul 16:00 waktu setempat. Sekitar 1.000 TPS lainnya tidak dibuka karena alasan keamanan.

Meski begitu, masih banyak juga warga Afganistan yang datang untuk memberikan suaranya. Mohamad Husman, misalnya. Pria berusia 50 tahun ini bekerja sebagai pegawai negeri di Kabul. Ia tampak berada di urutan terdepan antrean pemilih di TPS salah satu sekolah di situ.  "Saya datang karena saya menginginkan kesejahteraan dan stabilitas di Afganistan," katanya sembari mengatakan kalau dirinya memang khawatir soal keamanan pemilu.

"Saya khawatir juga kalau ada kecurangan dalam pemilu ini. Tapi, saya berharap suara saya bisa sampai pada orang yang saya pilih," demikian Husman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar